Jumat, 03 Januari 2014

Foto Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Aceh (GAM) Menuju Perdamaian

Nanggroe Aceh -
Pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk
memperoleh kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005. Sejarah
Aceh mencatat hujan peluru di Aceh mulai deras menerpa Aceh ketika presiden Megawati
mengesahkan Operasi Militer yang dilakukan TNI dan Polri pada tahun 2003 sampai 2004,
beserta kehancuran yang disebabkan oleh gempa bumi Samudra Hindia 2004 menyebabkan diadakannya
persetujuan perdamaian dan berakhirnya pemberontakan. Amnesty International merilis laporan Time To Face The Past pada April 2013 setelah pemerintah Indonesia dianggap gagal menjalankan kewajibannya
sesuai perjanjian damai 2005. Laporan tersebut memperingatkan bahwa kekerasan baru akan terjadi jika
masalah ini tidak diselesaikan. Inilah foto sejarah Aceh era
konflik antara GAM dan RI:
Ini adalah foto pasukan khusus
atau pasukan elit Gerakan Aceh
Merdeka yang sedang
melakukan latihan di hutan Aceh
lengkap dengan seragam dan
baret serta senjata tempur jenis
AK dan lainnya.

Ini adalah foto Panglima GAM
Abdullah Syafi`i sebelum
meninggal dalam penyerbuan
pasukan Raider di pedalaman
Aceh gampong Sukon Cubo,
Pidie Jaya pada tanggal 24 bulan
Pasukan Polri yang sedang
bersiap-siap melakukan
penyisiran ke wilayah Aceh yang
akan dijadikan tempat introgasi.

Dalam foto ini tampak
perempuan Aceh berada
dibawah todongan senjata
pasukan TNI dan menunggu
dengan cemas terhadap nasib
keluarganya.

Ini adalah foto pasukan TNI
yang sedang bersiaga di salah
satu ruas jalan di Aceh untuk
mengantisipasi serangan pasukan
GAM.
Ini adalah tragedi simpang
KKA yang menyebabkan
puluhan masyarakat Aceh
meninggal dibawah terjangan
peluru pasukan TNI yang
menembak secara membabi buta
kearah masyarakat Aceh Utara
yang melakukan demo.
Kuburan massal korban perang
konflik Aceh, dalam catatan
sejarah Aceh banyak ditemukan
kuburan massal di Aceh pasca
konflik dan ketika konflik
berlangsung.
Dalam foto sejarah Aceh era
konflik antara GAM dan RI ini
tampak seorang pria meninggal
secara mengenaskan dengan
tangan terikat dan kepala
digantung dibatang pohon
pinang.
Tidak hanya para lelaki saja yang
berjuang pasukan wanita pun
ikut mengisi sejarah Aceh dengan
nama pasukan Inong Balee.
Pasukan wanita ini berani
bertempur karena jiwa mereka
yang tidak rela anak dan suami
atau ibu ayah mereka dibantai
begitu ganas oleh pasukan TNI/
Polri yang melakukan
penindasan di Aceh.
Perang Aceh antara pasukan
GAM dan RI yang berada disalah
satu lokasi di Aceh. Tampak
dalam foto ini tidak hanya anak
muda saja yang menjadi bagian
dari perang ini tapi juga
teungku-teungku di Aceh yang
ikut berjuang.
Dalam foto ini tampak seorang
ibu dengan tangan terikat
sedang menatap mayat-mayat
yang tergeletak kaku didepannya
dan dikelilingi oleh pasukan TNI
yang bersenjata lengkap.
da pasukan laskar cut nyak dhien, rela berkorban demi terangkat martabat negri atjeh tercinta.

mareka yang mengadu nasib di aceh di masa darurat meliter , mareka juga turut berdoa semoga aceh cepat damai, akhirnya allah mengabulkan doa-doa kita.


Tampak dalam foto ini seorang
anggota pasukan Inong Balee
yang merupakan bagian dari
pasukan tempur wanita Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) berada
dalam hutan Aceh.

Tsunami Aceh pada 2004 silam
yang menghempas Aceh ikut
mengubur cita-cita masyarakat
Aceh untuk merdeka. Setelah
musibah tsunami ini pihak GAM
dan RI berdamai di Helsinki
Finlandia dan menghasilkan
MoU sebagai nota kesepahaman
antara GAM dan RI.
Setelah
musibah tsunami ini pihak GAM
dan RI berdamai di Helsinki
Finlandia dan menghasilkan
MoU sebagai nota kesepahaman
antara GAM dan RI.detik-detik penandatanganan MOU di HELSINKI, berakhirlah pertumpahan darah di tanah rencong. Sekarang Aceh di nahkodai oleh putranya sendiri, mari membangun Aceh dengan arif dan bijaksana.mesran.net
damai-mou




Tidak ada komentar:

Posting Komentar